2. Buah Lai
Sering ga ke Kalimantan khususnya samarinda atau Balikpapan ???
Tidak afdol kunjungan ke Kalimantan, khususnya Balikpapan
atau Samarinda, bila tidakmenikmati sajian Lai, durian lokal Kalimantan di Desa
Batuah Kecamatan Loa Janan . Begitu kata
seorang teman yang mengetahuinya : saya telah bolak balik ke Balikpapan maupun
Samarinda untuk tujuan tugas tapi belum sekalipun merasakan buah lokal
Kalimantan tersebut. Pasalnya, dalam
setiap kunjungan ke tanah Borneo tersebut selalu saja teman – teman di Desa
Batuah mengatakan kalau musimnya Lai belum tiba. Jadi saya anggap belum beruntung saja.
Namun, setibanya di Balikpapan setelah menempuh perjalanan
1,5 jam tiba di Batuah, kami pun akhirnya menuju ke perkebunan lai milik Bapak
Agus Priyono dan Bapak Alimuddin dimana lai tesebut khas lokal Kalimantan
Timur.
Fisiknya sendiri tidak ada bedanya dengan durian
kebanyakan. Namun bila kita cermati,
durinya ternyata jauh lebih bersahabat ketimbang durian biasa karena lebih
lembut. Salah seorang teman bahkan sempat
menempelkan duri Lai tersebut ke kulit wajahnya, membuktikan kepada saya kalau
duri Lai tidak berbahaya.
Lai yang memiliki nama latin Durio Kutejensis (Kutejensis =
berasal dari Kutai) sering juga disebut Elai.
Yang paling membuat saya takjub adalah warna daging buahnya yang berbeda
sekali dengan warna daging buah durian kebanyakan. Warnanya kuning tua bahkan beberapa ada juga
yang oranye muda membuat saya tidak mampu untuk menahan hasrat untuk
mencobanya. Bagaimana rasanya si durian
yang berasal dari Kutai ini ? Sebelum
melangkah ke rasa buahnya, saya beritahukan dulu tentang tekstur daging
buahnya. Kalau durian biasa / kebanyakan
bertekstur lembut dan cendrung basah, Lai malah kebalikannya. Anda akan mendapati kalau tekstrur buah khas
Kalimantan ini kering dan sedikit liat / keras.
Seperti durian biasa yang belum matang / masak. Aromanya sendiri tidak sekuat durian
kebanyakan. Kebetulan Lai di tempat Pak
Agus Priyono kami bersantap ini juga ada durian biasa yang berasal dari Melak,
salah satu durian unggulan di Samarinda.
Jadi, bisa dibandingkan fisik Lai dengan Durian Melak.
Bagaimana dengan rasanya ??
Untuk anda penikmat durian rasa Lai tentunya tidak sebanding dengan
durian biasa / kebanyakan. Lai memiliki
rasa yang menurut saya, kurang nendang bila dibandingkan dengan durian
kebanyakan. Tidak begitu ber-gas dan
tidak begitu manis atau pahit sebagaimana rasa durian kebanyakan. Teman saya mengatakan kalau mencicipi Lai ini
hingga puluhan biji juga tidak bakal mabuk atau pusing. Jadi cukup aman bila disantap oleh penderita
kolestrol sekalipun. Begitu
katanya. Saya tidak tahu apakah
pendapatnya tersebut berdasarkan hasil penelitian medis atau tidak, namun saya
bersyukur sekali di kunjungan saya yang kesekian kalinya ke tanah Borneo ini
akhirnya dapat menikmati sajian durian lokal khas Kalimantan, Lai.